Perlukah Kita “Puasa” Media Sosial Selama Bulan Ramadan?

Bulan Ramadan sudah berjalan hampir satu minggu, nih, gaes! Pastinya masih semangat membara berpuasa sampai hari ke-30 nanti, dong, ya.

Selama bulan Ramadan, ada banyak “penyesuaian” kegiatan dan aktivitas yang kamu lakukan agar ibadah puasa semakin afdol. Yang kemaren-kemaren pulang sekolah atau kuliah cus nongkrong dulu, sekarang langsung pulang ke rumah gara-gara nggak kuat panas-panasan. Yang minggu lalu masih suka buka medsos di waktu senggang, sekarang udah mulai mengurangi porsinya sampai jam buka puasa.

…Lho? Kok gitu? Emang selama bulan Ramadan kita juga harus “puasa” medsos, ya? Padahal, ‘kan, nggak ada aturannya dalam ajaran agama!

Trus, kenapa sebaiknya kita ikut “puasa” media sosial selama bulan Ramadan?

Puasa emang nggak cuma sekadar menahan rasa haus dan lapar, tetapi juga menjaga diri dari segala sesuatu yang negatif—baik niat, ucapan, juga pandangan. Nah, apakah artinya media sosial adalah sesuatu yang negatif bingit dan perlu kita ucapkan ‘goodbye’ untuk selama-lamanya?

1

Nggak, kok.

Di satu sisi, penggunaan media sosial selama bulan Ramadan emang membawa banyak manfaat bagi generasi kita yang digitalized abis. Young generation LOVE social media. Mulai dari kirim-kirim ucapan Marhaban Ya Ramadhan dan mohon maaf lahir batin sampai berbagi info A-Z seputar kegiatan Ramadan, semua kini bisa dilakukan di media sosial. Canggih, lah, pokoknya.

Eniwei, nggak semua orang bisa dengan mudah menyikapi penggunaan media sosial dengan melakukan hal-hal yang “positif-positif aja”. Se-positif-positifnya kamu, pasti adaaa aja sesuatu yang ada di dunia media sosial sana yang bakal bikin kamu nggak sengaja melakukan sesuatu yang nirfaedah—dan bisa aja malah bikin ibadah puasa kamu jadi sia-sia. ‘Kan sayang!

Makanya, menurut saya, kamu kudu banget nyobain “puasa” media sosial selama bulan Ramadan, karena…

1. Kamu bisa terhindar dari hal-hal yang bisa bikin puasa kamu nggak afdol

2

Menurut survei yang dilakukan di Jerman dan Amerika, medsos seperti Facebook dan Instagram membuat penggunanya mudah merasa iri dan rendah diri, sedangkan terlalu lama aktif di Twitter bisa bikin seseorang makin ketus dan mudah marah.

Nah, lho…

Emang, sih, tujuan penggunaan media sosial itu tergantung niat si empunya. Nggak semua orang memanfaatkan medsos sebagaimana mestinya dan untuk kegiatan-kegiatan yag bernilai positif. Tapi saya percaya, kok, kalau anak muda yang baca Jurnal Youthmanual menggunakan medsos dengan bijak! Hihihi.

Tapi, jangan lupa kalau media sosial itu bersifat dua arah. Ketika kamu mampu menahan diri untuk tidak melakukan hal yang negatif di sosial media, bukan berarti orang lain berpikiran yang sama. Bisa jadi posting-postingan mereka-lah yang menjadi trigger buat kamu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

Postingan sesimpel apa pun dan pasti pernah memancing niat kamu untuk berspekulasi, dan spekulasi tersebut nggak selalu bersifat positif.

Misalkan, siang bolong gini kamu lihat temen kamu posting gambar kue-kue enak, atau lagi ngobrol bareng sama lawan jenis. Yakin, deh, kamu pasti jadi ke-trigger untuk berspekulasi kalau temen kamu tersebut sengaja mengoda iman yang lagi berpuasa atau lagi enak-enakan hangout sama pacar barunya, yang bakal jadi bahan gosipan seru sama temen-temen satu geng.

Padahal, siapa tahu kalau kenyataannya temen kamu itu ternyata lagi promosi kue lebaran buatan ibunya, atau yang asik ngobrol ternyata hasil candid “orang ke-3” pas mereka lagi seru diskusi buat bikin konsep tugas akhir.

Tuh, yang biasa lihat postingan normal aja kadang suka berprasangka buruk. Apalagi kamu yang kalau lagi senggang suka kepo akun hosyip!

Kalau terlalu sering kepikiran yang aneh-aneh ketika cuci mata di medsos dan ujung-ujungnya bikin kamu jadi nggak tahan buat berghibah, puasanya jadi nggak afdol, deh. So, ada baiknya, ‘kan, kalau kamu menjauhkan diri dulu dari medsos selama beberapa waktu agar hal ini nggak sampai terjadi?

2. Kamu bisa menggunakan waktu bermedsos untuk hal lain yang lebih berguna

3

Pastinya kamu tahu, dong, ya, kalau generasi muda lebih banyak menghabiskan waktunya di depan gadget dibanding di depan TV. Kegiatan yang dilakukan pun sebagian besar berpusat pada penggunaan media sosial.

Menurut data dari Media Matrix, anak muda berusia 15-24 tahun adalah mereka yang menghabiskan waktu paling banyak di media sosial, yaitu selama 7,8 jam setiap harinya. Kalau di dunia kerja, ibaratnya udah nyamain kerja satu shift sendiri, tuh.

Ditambah dengan bulan Ramadan yang hawa-hawanya bikin semua orang terasa nggak begitu bersemangat untuk beraktivitas seperti biasanya, bisa-bisa periode tersebut bakalan semakin panjang. Seharian banget, nih, kerjaannya mantengin medsos?

How unproductive!

Bayangin deh, kalau kamu berkomitmen untuk melakukan “puasa” medsos selama bulan Ramadan. Waktu selama 7 jam yang bisa kamu alokasikan untuk melakukan hal-hal yang lebih berfaedah dan memotivasi diri untuk lebih produktif lagi di hari-hari yang terasa pendek ini. Masih muda nggak jamannya males-malesan, sob!

Soal hal apa yang sebaiknya kamu lakukan selama “puasa” medsos, it’s up to you. Mungkin aja kamu mau memperbanyak porsi belajar untuk mengejar SMBPTN tahun depan. Atau, kamu butuh waktu ekstra untuk mengevaluasi diri selama bulan suci ini agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Intinya, selama kegitan pengganti yang kamu pilih bernilai positif, faedahnya akan jauh lebih terasa dibanding goler-goleran ngecekin feeds seharian, ‘kan?

Gimana, sih, langkah-langkah untuk melakukan “puasa” media sosial?

Sama seperti anjurannya, nggak ada aturan baku untuk dijadikan patokan tatacara melakukan puasa medsos dengan baik dan benar. Tapi, kalau kamu ingin mencoba namun bingung harus mulai dari mana, kamu boleh banget ikuti beberapa tips berikut ini.

4

1. Porsikan waktu penggunaan media sosial sesuai kebutuhan. Nggak semua orang memiliki pakem menggunakan medsos yang seragam, gaes. Entah kamu merasa kuat nggak ketemu medsos selama satu bulan penuh atau kudu online selama 1 jam dalam sehari, semua tergantung kebutuhan dan kesediaan kamu untuk melaksanakannya.

Lagipula, nggak mungkin juga kita maksa kamu yang jadi mimin olshop buat tutup lapak sebulan. Dosa, gaes, kalau menghalangi rezeki orang!

2. Matikan notifikasi, atau berikan short notice di platform medsos kamu. Either way, pasti nggak akan ada distraksi yang bikin kamu gampang tergoda untuk membatalkan “puasa” kamu. Jangan takut di-judge, karena keputusan kamu untuk ber“puasa” sama sekali nggak berpengaruh-apa apa dengan keberlangsungan hidup mereka, ‘kan?

…kecuali, kalau kamu si mimin olshop yang belum sempet ngirimin nomor resi, hehehe.

3. Uninstall aplikasi media sosial yang ada di gadget yang paling sering kamu gunakan. Kalau kamu emang belum siap untuk “puasa” selamanya dari hingar binger media sosial, sewaktu-waktu kamu masih bisa balik lagi—selama bukan akun kamu yang dihapus. Kalau lama-kelamaan bisa kamu jadikan rutinitas, faedah dalam jangka panjangnya kamu juga yang bakal nikmatin, kok!

***

Gimana, gaes? Tertarik untuk mulai “puasa” media sosial selama satu bulan ke depan?

(sumber gambar: bbci.co.uk, cdn.com, mofas.com, digiworldme.com, wordpress.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1