Dunia Kuliah
Panduan ini akan mengajak kamu untuk menyelami dunia kuliah mulai dari berkenalan dengan berbagai istilah yang ada di dalam dunia perkuliahan, serba-serbi merantau dan kost, kegiatan dan organisasi kemahasiswaan, hingga panduan lengkap akademik perkuliahan.
Ngomong-ngomong kuliah, ada satu hal yang udah melekat banget dengan kehidupan sebagai mahasiswa, yaitu… ngekost.
Nggak seperti naik-naikan ke bangku SMP atau SMA yang gitu-gitu aja, masuk kuliah dan jadi mahasiswa baru punya tradisi uniknya tersendiri. Kalau dulu masuk SMA masuknya masih diatur dengan sistem zonasi, masuk kuliah sepenuhnya diatur oleh dirimu sendiri—entah itu program studinya atau juga kampusnya. Dan terkadang, mungkin kampus impian yang menyediakan program studi incaranmu letaknya di ujung dunia. Nggak mungkin, dong, kamu mau bolak-balik dari rumah ke kampus naik pesawat tiap hari. Mau nggak mau harus ngekost, deh.
Eniwei, ngekost berarti kamu harus tinggal sendirian di kota lain, which means harus siap jauh dari orang tua untuk hidup mandiri demi menuntut ilmu (aih). Hidup baru kamu sebagai mahasiswa rantau pun jadi lebih menyenangkan dalam bayangan kamu. Tapi… masih ada tantangan selanjutnya yang harus kamu lewati, yaitu: minta izin orang tua!
Yup, mendapatkan restu untuk ngekost dari orang tua tidaklah semudah meminta izin pergi ke kebun binatang pas wiken bareng temen-temen, lho. Ada banyak hal yang bikin orangtuamu susah ngelepasin—bahkan nggak ngebolehin!—kamu untuk ngekost di negeri nun jauh yang ada di sana.
…Lah? Terus gimana?
Alternatif Tempat Tinggal Sementara: Kost, Asrama, Sharehouse, Rumah Kerabat
Mahasiswa emang identik banget sama yang namanya ngekost. Kenapa? Karena banyaaak banget mahasiswa yang memilih untuk merantau demi berkuliah di kampus incarannya, dan mau nggak mau harus meninggalkan rumah dan berpindah sementara demi keberlangsungan hidup sebagai mahasiswa rantau.
Realitanya, nggak cuma kamu yang harus nyebrang pulau aja yang punya aspirasi untuk ngekost selama berkuliah, kok. Jadi jangan berasumsi bahwa yang biasanya ngekost hanyalah mereka yang datang berkuliah dari luar kota. Bahkan, ada banyak anak-anak yang berada di satu kota dengan kampusnya tapi lebih memilih untuk ngekost gara-gara jalan yang harus ditempuh macetnya nggak ketulungan.
Kost emang banyak diminati oleh calon mahasiswa karena udah menyediakan fasilitas apa pun yang dibutuhkan oleh calon mahasiswa dan harganya yang terjangkau serta fleksibel. Tapi, bukan berarti ngekost selalu menjadi jalan keluar untuk kamu yang merantau nun jauh di sana. Kamu para mahasiswa rantau punya empat opsi hunian sementara yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu. Apa aja, tuh?
Kostan
Satu kamar yang disewakan lengkap dengan fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari—alias kostan—udah jadi langganan semua anak rantau. Dari harganya yang paling terjangkau sampai selangit, fasilitas yang seadanya sampai bintang lima, atau yang jaraknya dekat kampus sampai agak jauh tapi dikelilingi tempat-tempat seru, semua ada!
Asrama
Asrama merupakan bagian dari fasilitas kampus yang disediakan sebagai hunian sementara bagi mahasiswa rantau ataupun mahasiswa baru. Akan tetapi, nggak semua kampus menyediakan fasilitas asrama untuk mahasiswanya.
Sharehouse
Meskipun nggak begitu lazim, berbagi rumah atau sharehouse juga bisa menjadi alternatif yang menarik untuk mahasiswa rantau. Konsepnya sama seperti ngekost, tapi alih-alih cuma menyewa satu kamar, kamu bisa menyewa satu unit rumah (atau bisa juga apartemen) untuk dapat ditempati dua orang atau lebih.
Rumah Saudara/Kerabat
Selain kostan, asrama dan sharehouse, kamu juga bisa “menyambung hidup” di perantauan jika kamu memiliki saudara dekat/kerabat yang berdomisili di kota tempat kamu berkuliah. Bisa dibilang, opsi yang satu ini adalah opsi yang paling aman untuk dijadikan hunian sementara.
Tips Mengantongi Izin Ngekost dari Orang Tua
Oke, sekarang kamu sudah bisa memutuskan apakah kamu harus ngekost atau nggak—atau lebih memilih untuk mencari alternatifnya. Selanjutnya, tentu kamu harus meminta restu orangtua agar dizinkan untuk ngekost, dong.
Sama seperti meyakinkan orangtuamu ketika kamu memilih program studi kuliah, meyakinkan orangtuamu untuk dapat mengantongi izin ngekost juga ada seninya, lho. Orangtua kamu bakal punya seribu satu alasan untuk melarang kamu pergi jauh-jauh dari mereka. Tapi tenang, kamu pun juga bisa punya seriu satu alasan (yang baik dan benar) untuk membuat mereka paham kalau kamu layak untuk diizinkan ngekost.
Biasanya, apa aja, sih, yang bikin orangtua sulit memberikan izin untuk anaknya ngekost?
Faktor Tempat Kost
Biasanya, faktor utama yang bikin orangtua sulit mengeluarkan SIN (Surat Izin Ngekost) adalah faktor keamanan. Orangtua seringkali kepikiran, apakah kamu beneran aman di indekos? Gimana kalau ada orang jahat di sekitar kosan kamu? Atau gimana kalau kamu kebawa pergaulan nggak baik sampai hobi party di kosan tiap malam, trus akhirnya kamu kejerat narkoba dan seks bebas?
Ih, parno amat.
Memang, sih, kadang kekhawatiran orangtua suka terasa lebay. Tapi, yaaah, namanya juga orang tua. Apalagi berita kriminal horor makin banyak beredar setiap hari. Bokap nyokap pasti makin cemas, lah!
Solusi:
- Yakinkan orangtua kalau lingkungan kostan pilihan kamu aman sentosa, dengan cara mengajak mereka ikutan survei lokasi.
- Cari tempat kos sesuai EKSPEKTASI orangtua. Misalnya, kalau orangtua kamu nggak mau kamu ngekost di indekos campur, maka pilihlah indekos yang homogen. Ada juga orangtua yang mengharuskan anaknya ngekost di tempat yang berada di bawah pengawasan orang yang lebih tua. Maka, pilihlah indekos yang ada pengawasnya seperti punya ibu kostan atau satpam. Pokoknya hargai kemauan orangtua kamu supaya mereka juga merasa tenang untuk ngelepas kamu untuk ngekost sendirian.
- Sebisa mungkin hindari orangtua dari berita yang serem-serem, apalagi kabar kriminal hoax yang jadi viral, supaya mereka nggak parno berlebihan.
- Sesuaikan pilihan kost dengan budget orangtua. Apa? Kamu mau ngekos di tempat yang ongkos bulanannya lebih mahal dari ngontrak rumah 6 bulan? Jangan heran kalau kemauan kamu ditolak mentah-mentah sama bokap nyokap. Yang logis-logis aja, lah!
Faktor Kamu
Iya, kamu nggak salah baca. K-A-M-U.
Youthmanual juga pernah nanya-nanya ke beberapa orangtua yang anak-anaknya sudah menjadi mahasiswa tentang pendapat mereka mengenai alasan mereka dalam mengizinkan anaknya untuk ngekost. Ternyata, nggak melulu soal lokasi, tapi mereka juga memperhatikan kesiapan dan kemampuan anaknya untuk dapat hidup jauh dari mereka.
Misalnya, ada kasus dimana orangtua memperbolehkan anak pertamanya untuk ngekost ketika berkuliah, karena dari pandangan kasat mata anak itu sudah bisa bertanggung jawab, bisa mengurus diri sendiri, mau beribadah tanpa disuruh-suruh, dan punya teman-teman yang baik. Intinya, oangtuanya menganggapnya sudah dewasa dan dapat dipercaya.
Tapi, giliran anak kedua jadi mahasiswa baru dan mau ngekost juga, malah nggak diizinkan seperti anak pertama. Soalnya, si anak kedua ternyata belum bisa mengurus diri, seperti beberes kamar dan makan teratur. Selain itu, si orangtua teryata juga belum bisa percaya dengan lingkungan pertemanannya saat ini.
Ada juga kasus dimana orangtua yang nggak bisa juah-jauh dari anaknya. Biasanya, ini menimpa si anak bontot. Mungkin kamu adalah tempat curhat bokap atau teman nyokap kalau lagi nonton serial India. Tanpa kehadiran kamu, rumah terasa hampa. Ciyeee yang dikangenin.
Bisa juga mama-papa takut kamu jadi menjauh. Pulang ke rumah cuma untuk minta cuciin pakaian kotor. Syedih!
Solusi:
- Tunjukkan ke orang tuabahwa kamu bisa mengurus diri sendiri sehari-hari, dengan cara rajin merapikan kamar, bertanggung jawab atas kesehatan (makan nggak perlu pake disuruh-suruh dulu lagi, yaaa…), dan mengurus segala kebutuhan kamu sendiri di rumah.
- Buktikan kamu bisa bertanggung jawab dengan cara menjalankan semua kewajiban pokok tanpa disuruh, seperti beribadah, belajar dan menyelesaikan tugas sekolah.
- Tepati janji. Kalau udah janji sama orangtuamu bakal pulang ke rumah jam 10 malam, jangan molor jadi midnight, ya. Tunjukkan bahwa kamu adalah anak yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab atas ucapan dan keamanan diri kamu sendiri.
- Bergaullah dengan orang-orang yang “benar”, bertanggung jawab dan nggak urakan, lalu kenalkan orangtuamu dengan mereka
layaknya ngenalin calon pacar. Kalau kamu ngenalin yang model preman pengkolan, sih, jelas patut untuk dipertanyakan. - Jadikan hal-hal di atas sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan kebiasaan musiman, misalnya saat si mbak mudik doang. Itu, sih, namanya ada udang di balik bakwan! Hihihi.
- Banyak-banyak deh, ngobrol dan meluangkan waktu sama mereka. Kalau di rumah kerjaan kamu cuma asyik di kamar atau mainan gadget, kamu bakal dianggap cuek. Mereka bakalan takut kamu makin nggak peduli dan menjauh kalau ngekos.
Faktor Kebutuhan
Walau udah nemu tempat kost yang cihuy berat dan udah bisa jadi pribadi yang bertanggung jawab, kamu tetap bakal susah ngekost kalau… NGGAK BUTUH.
Misalnya, kamu bakal susah diperbolehkan ngekost kalau jarak kampus sama rumah kamu cuma selemparan jemuran, alias deket abis. Jalan kaki juga bisa! Atau, kepengen ngekost cuma gara-gara temen kamu banyakan yang ngekost dan kepingin makin solid. Padahal, lagi-lagi, jarak rumah ke kampus ibarat kepeleset kulit pisang langsung nyampe. Ya jelas nggak dibolehin, shaaay.
Solusi:
- Evaluasi lagi apa kebutuhan kamu untuk ngekost. Kalau memang ngekost terbukti bakal memudahkan kamu dalam menjalani perkuliahan, kamu bisa utarakan alasan yang cukup jelas kepada orangtuamu. Kalau emang nggak butuh-butuh amat, kayaknya kamu emang nggak berjodoh dengan dunia per-kost-an.
- Cari win-win solution. Kalau orangtua tetap keberatan kamu ngekost, kamu bisa menawar untuk dibolehkan menginap di kostan teman saat sedang sibuk di kampus. Atau, ngekost selama beberap minggi/bulan, dikala kamu emang lagi sibuk-sibuknya aja.