Merasa Terus Menerus Disalahkan? Mungkin Kamu Harus Memperhatikan Hal Berikut!
- May 27, 2017
- Dian Ismarani
Dalam kegiatan sehari-hari, kamu pasti pernah menghadapi masalah atau situasi yang kurang enak dengan orang lain. Biasanya, ini terjadi kalau ada miskomunikasi dan salah persepsi. Misalnya, konflik sama sahabat, masalah di organisasi, beda pendapat dengan teman satu kelompok belajar atau konflik internal di keluarga sendiri.
Ketika konflik terjadi, bakal ada “drama” saling menyalahkan di dalam situasi tersebut. Hal ini kadang nggak bisa dihindari karena menyalahkan seseorang memang cenderung gampang dan bikin masalah seakan-akan bisa cepat beres. Kita tinggal melempar tanggung jawab sama orang yang disalahkan tersebut.
Nah, gimana kalau di dalam situasi yang kurang enak ini, kamu menjadi orang yang terus menerus disalahkan?
Menurut Dr. Jason Whiting, seorang terapis hubungan sosial dan professor di Texas Tech University, ada tiga hal yang menyebabkan orang terus menerus menyalahkan kamu. Yuk, kita bahasa satu-satu dan bagaimana solusi menghadapinya.
Orang lain memiliki keyakinan masing-masing
Ketika sesuatu yang kurang enak terjadi, setiap orang akan secara alamiah membentuk pendapat dan mengungkapkannya. Pendapat tersebut biasanya datang dari pengalaman, kemampuan yang dia miliki dan kepribadiannya sendiri. Mereka percaya sama keyakinan yang mereka buat sendiri dan mulai meragukan kepastian yang datang dari orang lain.
Misalnya, ketika kamu membentuk sebuah kelompok belajar dan ternyata laporan kelompok kalian kacau balau serta nggak selesai tepat waktu, maka setiap orang akan membuat asumsi sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing.
“Laporan kita nggak bakal kayak gini kalau lo mau lebih rapi menyusunnya!"
“Kenapa, sih, lo nggak minta bantuan kalau memang kesulitan?"
“Harusnya lo konfirmasi ulang ketika kita udah mepet harus presentasi"
Pernyataan-pernyataan kayak di atas, datang dari keyakinan orang yang menyalahkan kamu bahwa ketika kamu melakukan hal yang berbeda, hasilnya bakal beda juga. Padahal, mungkin sumber kekacauan bukanlah hal tersebut.
Cara mengadapinya:
Kalau kamu terjebak dalam situasi seperti ini, sebaiknya cari akar permasalahan dengan tenang. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami kepada teman-teman dan dan jangan menyerang pendapat mereka. Kamu cukup menyampaikan akar masalah dan dengan begini, kamu menunjukkan bahwa ini bukan sepenuhnya kesalahan kamu.
Orang lain memiliki teori sebab akibat
Orang yang sering menyalahkan orang lain biasanya terbiasa dengan keteraturan. Maksudnya, mereka adalah tipe orang yang memang taat aturan. Sehingga, ketika kekacauan terjadi, mereka bakal mengandalkan teori sebab akibat berdasarkan norma yang berlaku.
Misalnya, ketika kamu menghilangkan suatu barang, maka orang lain akan langsung memikirkan teori sebab akibat yang menyeabkan terjadinya kekacauan tersebut.
"Kalau lo nggak ceroboh dan lebih teliti, itu dompet nggak bakal hilang!"
"Pantesan aja dompet lo dicopet, lo nggak pernah beramal sih..."
Pernyataan-pernyataan kayak di atas, datang dari teori yang orang percaya sebagai sebab akibat. Bahwa setiap kejadian yang terjadi semata-mata karena kamu melakukan sesuatu yang mengundang kekacauan tersebut. Padahal, belum tentu setiap akibat A, disebabkan oleh sebab A.
Cara menghadapinya:
Kalau kamu terjebak di situasi seperti ini, sebaiknya sabar dan nggak perlu membela diri. Belajar dari pengalaman kamu dan dengarkan sisi positif dari perkataan teman-teman. Jangan baper dalam menangkap kata-kata mereka. Cukup ambil catatan dari masukan yang membangun.
Orang lain cari aman dengan menyalahkan
Banyak orang menyalahkan orang lain karena mereka menyelamatkan posisi mereka. Orang-orang seperti ini nyebelin banget dihadapinya, gaes. Maksudnya, mereka adalah tipe orang yang suka membesar-besarkan masalah dan menyoroti kelemahan orang lain.
Misalnya, kamu ada rapat organisasi di sekolah atau kampus. Rapat terlambat dari waktu yang ditentukan karena tiba-tiba kamu ada urusan mendadak. Dan karena mulainya telat, selesainyapun jadi molor. Semua orang merasa dirugikan. Padahal, kamu nggak berniat membuat situasi seperti ini terjadi.
"Makanya lo mestinya kayak gue, dong. Semua jadwal ditulis jadi kita bisa mengatur waktu dengan baik"
"Bukan gue, lho, yang salah. Soalnya gue udah mengingatkan bahwa hari ini kita ada meeting"
Pernyataan-pernyataan kayak di atas, diungkapkan untuk menyelamatkan orang yang sering menyalahkan kamu. Dia coba memberi tahu kelemahan kamu dengan meninggikan kelebihannya.
Cara menghadapinya:
Kalau kamu berada dalam situasi seperti ini, cukup minta maaf dan nggak perlu panjang lebar mencari alasan. Kalau kamu berbesar hati mengakui bahwa ada yang salah, orang lain akan dengan sendirinya merasa nggak enak dan akan berhenti menyalahkan kamu. Intinya, mereka senang kalau kamu menyadari kesalahan dan justru dengan rendah hati mengakuinya.
(Sumber gambar: viralnovelty.net, meme.am, annecohenwrites.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus