Kasus Pelecehan Seksual di Kampus: LAWAN!
- Nov 16, 2018
- Fatimah Ibtisam
Kasus pelecehan seksual berat (bahkan disebut pemerkosaan) di perguruan tinggi ternama tanah air tengah menyita perhatian publik. Apa yang dialami korban serta kesan adanya pembiaran dari pihak kampus memang sangat miris, namun tidak mengagetkan.
Ya, sangat disayangkan bahwa di institusi pendidikan tinggi masih cukup banyak terjadi kasus pelecehan seksual, baik secara verbal, lewat candaan, sentuhan, hingga pelecehan berat bahkan perkosaan. Satu kata yang pantas untuk pelecehan seksual di kampus: LAWAN!
Hal paling basic banget yang bisa dilakukan adalah jangan ambil bagian menyuburkan budaya pelecehan dan kekerasan seksual, caranya:
# Jangan melakukan pelecehan dengan dalih bercanda. Atau mikir dulu deh, sebelum mengeluarkan candaan: Apakah ada unsur pelecehan? Sering banget lho, kejadian jokes yang bablas kayak begini. Mungkin karena kamu berpikir bahwa itu harmless, toh nggak menyentuh atau semacamnya. Atau kamu merasa sudah sangat akrab dengan orang yang kamu ajak bercanda. Tapi, yang kamu lakukan itu termasuk bentuk pelecehan verbal.
Lagipula, biarpun kamu nggak ada maksud apa-apa, belum tentu orang di sekitar juga begitu. Misalnya nih, kamu melontarkan jokes vulgar ke sahabat kamu tanpa maksud melecehkan. Orang yang ikut mendengar dan tertawa mungkin aja niatnya beda. Atau dia merasa berkomentar vulgar pada perempuan atau orang lain itu sah-sah aja. Di sini lah letak materi bercandaan kamu berperan melanggengkan pelecehan. Jadi kreatif dikit gaes, kalau mau bercanda.
# Jika kamu ngumpul sama segerombolan teman cowok dan seorang cewek lewat (ataupun sebaliknya), jangan ikutan kalau mereka bersiul, menggoda, atau manggil-manggil. Malah lebih oke lagi kalau kamu berani menegur temanmu. Yes, itu memang sikap melawan arus, yang mungkin nggak disetujui teman yang lain dan kamu bakal dianggap nggak asik atau sok alim. Tapi, itu tindakan yang benar.
Kalau alasannya karena naksir? Yakin dengan bersiul atau catcalling, orang yang ditaksir bakal simpati sama kamu? Bukan malah sebaliknya? Mikir deh, gaes.
# Saat ada kejadian pelecehan dan kamu nggak tau duduk perkaranya, nggak perlu deh komentar yang nggak penting. Bikin asumsi sendiri nggak akan membantu. Apalagi kalau cuma bisa menyudutkan orang lain.
Pengalaman orang lain memang bisa jadi pelajaran buat kamu dan yang lain. Misalnya, seorang mahasiswa dilecehkan saat lewat gang kosong di samping kampus. Ini bisa jadi pelajaran supaya kamu dan yang lain lebih berhati-hati. Tapi nggak penting lah untuk kamu mencari-cari kesalahan si korban yang lewat jalan tersebut.
# Nah, selain nggak jadi bagian yang menyuburkan pelecehan, cara melawan pelecehan adalah dengan mencegahnya. Salah satunya adalah dengan lebih waspada. Kalau menurut saya, kamu perlu waspada dengan siapa saja. Maksudnya begini, peleceh di kampus dan sekitarnya belum tentu orang yang kamu nggak kenal. Bisa jadi teman sendiri, dosen, bahkan pacar.
Kadang memang hal ini nggak bisa diprediksi, tapi seringkali gelagatnya sudah bisa terbaca. Misalnya, dosen mengajak konsultasi di tempat sepi berduaan. Atau dia suka mengomentari betapa kecenya penampilan kamu. Bukan berarti si dosen pasti seorang peleceh, namun kamu harus ekstra berhati-hati jika menemukan tanda seperti ini. Mendingan kamu ajak teman saat harus bertemu si dosen.
Dengan orang terdekat pun demikian. Kalau hubungan kalian nggak sehat, dia selalu memaksakan keinginannya yang bikin kamu nggak nyaman, mendingan tinggalin. Jangan takut, kamu terlalu berharga untuk orang seperti itu.
# Gimana kalau kamu yang mengalami pelecehan? Idealnya memang kamu perlu melapor meskipun pelecehannya ringan. Tapi kan, memang nggak segampang itu. Mungkin ada rasa trauma, takut keamanan diri terancam, sampai perasaan nggak ingin dipandang sebagai korban. Kalau seperti ini, coba kamu laporkan saja ke pihak yang berwenang (pimpinan kampus), namun minta mereka agar merahasiakan nama kamu.
Ada juga yang males melapor karena takut dianggap berlebihan lantaran ia tidak mengalami pelecehan berat. Gaes, mendingan dilaporkan daripada nantinya aksi si pelaku jadi meningkat. Ingat bahwa kamu nggak hanya menolong diri sendiri tapi juga orang lain.
Contohnya, saat seorang mahasiswa diminta bimbingan skripsi di rumah dosen karena si dosen sangat sibuk. Ternyata begitu tiba di sana, si dosen malah ngajak ngobrol-ngalur ngidur sambil sesekali flirting alias mengumbar rayuan sembari bercanda. Si dosen memang nggak melakukan apa-apa selain flirting, tapi itu merupakan hal yang nggak pantas dan melecehkan.
Singkat kata, si mahasiswa melaporkan hal tersebut ke pihak kampus. Memang si dosen tidak dikeluarkan, tapi setidaknya pihak kampus akhirnya bikin kebijakan tegas mengenai tata cara bimbingan skripsi, termasuk tidak boleh bimbingan di rumah si dosen dan tidak boleh di luar jam kampus.
# Jangan jadikan peristiwa pelecehan yang terjadi di sekitarmu sebagai bercandaan. Jokes kayak begini lah yang bikin orang jadi nggak peka dengan pelecehan dan menganggap hal tersebut remeh.
***
Kampus adalah tempat menuntut pendidikan tinggi. Youthmanual sangat mendukung perguruan tinggi membenahi diri agar menjadi tempat yang aman dan kondusif. Itu berarti tidak ada tempat bagi pelecehan. Semoga kasus pelecehan di UGM serta kampus lainnya bisa diungkap dan ditindak secara adil. Dan kami barharap semoga tidak ada lagi kasus pelecehan di perguruan tinggi.
(sumber gambar: Lum3n.com from Pexels)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus