Asas Rahasia Dalam Pemilu: Masih Ada, Kah?

Hayo… Siapa disini yang baru menjadi pemilih dalam pemilihan umum di tanggal 17 April 2019 nanti? Wah, karena kamu baru merasakan pesta demokrasi secara langsung alias jadi peserta pemilu, maka, jangan sia-siakan acara pemilihan umum ini, ya. Jangan sampai kamu nggak memilih alias golput di pemilihan umum pertamamu. Kenapa, sih, kita nggak boleh golput? Karena tentunya, satu suara pun menjadi sangat berarti untuk menentukan pemimpin bangsa selama lima tahun kemudian.

Kamu harus tahu, Indonesia punya 88.1% gen z yang dimana mereka akan menggunakan hak pilih perdananya di pemilihan umum 2019 ini. Nah, kalau dari hasil survei yang Youthmanual lakukan, kekhawatiran utama yang dirasakan oleh gen z adalah tentang sulitnya atau berkurangnya lapangan pekerjaan yang layak, akses dan sistem pendidikan yang nggak baik dan juga ketidakstabilitasan dalam hal finansial.

Apakah kamu pun memiliki kekhawatiran yang sama seperti di atas? Kalau kamu memiliki kekhawatiran yang sama atau pun berbeda, maka, kamu harus gunakan hak pilihmu untuk memilih pemimpin yang tepat agar hal-hal yang dikhawatirkan tidak akan terjadi. Selain menggunakan hak pilih dengan baik, kamu pun harus ingat dan mematuhi asas pemilihan umum di Indonesia, ya. Apakah kamu masih ingat dengan asas pemilu? Yap! Asas pemilu yaitu LUBER JUDIL alias Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil.

Untuk saat ini, Indonesia masih melakukan pemilu secara langsung. Ketika kamu datang ke TPU, mencoblos surat pemilu dan dimasukkan ke dalam kotak pemilu, hal ini dapat dikatakan sebagai pemilu dengan berasas langsung. Selain itu, kamu pun melakukan pemilu secara serentak dengan masyarakat lainnya, nah, hal tersebut merupakan pengertian dari asas umum. Asas Bebas dalam LUBER adalah rasa bebas dalam memilih calon pemimpin tanpa paksaan apa pun. Kalau asas rahasia, hanya kamu yang mengetahui siapa pilihanmu.

Asas JUDIL terdiri dari jujur dan adil. Asas jujur dalam pemilu artinya bahwa pemilu itu dilakukan dengan jujur atau melaksanakan pemilu dengan aturan-aturan yang ada dan memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai kehendaknya. Sedangkan yang terakhir adalah adil yang dimana semua warga negara dapat perlakuan yang sama dalam pemilu tanpa mengistimewakan suatu warga negara lainnya.

Masalahnya, dari keenam asas tersebut, ada satu asas yang (menurut pandangan saya) sudah jarang diterapkan di masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya kemajuan teknologi informasi tanpa disertai dengan etika-etika dalam menggunakan teknologi informasi tersebut. Tahukah kamu, asas apa yang saya maksud? Yap, asas tersebut ialah asas rahasia.

Banyak dari masyarakat Indonesia yang sekarang secara terang-terangan membuat posting-an, berkomentar dan sebagainya yang secara langsung atau tidak langsung menunjukkan bahwa mereka memilih salah satu pasangan capres dan cawapres. Mayoritas posting-an yang ada di internet lebih mengarah kepada hal-hal seperti hate speech kepada salah satu pasangan capres dan cawapres, menjelek-jelekkan salah satu pasangan capres dan cawepres dan masih banyak lagi.

Lebih parahnya lagi, hal-hal seperti ini, bahkan, terbawa sampai ke suatu perkumpulan, suatu instusi, suatu kelompok bahkan keluarga. Dampaknya, banyak sekali terjadi pergesekan atau konflik diantara anggota perkumpulan, instusi, kelompok dan juga keluarga yang dikarenakan oleh adanya perbedaan dalam memilih pasangan capres dan cawepres. Memangnya keren, ya, membuat suatu keributan karena menjelekkan atau membuat hate speech tentang salah satu pasangan capres dan cawapres? Ih, tentu nggak lah, ya.

Tapi, kan, Indonesia negara demokrasi, kalau beropini tentang pasangan capres dan cawapres di media sosial, boleh dong? Well, membicarakan tentang capres dan cawepres tentu boleh tapi harus disertai dengan etikanya, misalnya seperti tidak menyebar hoax, tidak menjelek-jelekkan, tidak membuat hate speech dan tindakan lainnya yang merugikan. Nggak perlu juga, tuh, membuat tagar-tagar alias hashtag yang menunjukkan dukungan-dukungan terhadap salah satu pasangan capres dan cawapres.

Menurut saya, daripada membuat keributan dengan menyebarkan hate speech, menebar hoax dan sebagainya, lebih baik, buatlah suatu posting-an tentang prestasi-prestasi atau kebaikan dan kemampuan dari masing-masing calon pasangan capres dan cawapres. Setidaknya, dengan prestasi dan kemampuan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilih untuk memilih salah satu pasangan capres dan cawapres.

Buat kamu yang baru menjalankan pemilu, janganlah menyebarkan atau memberitahukan pilihanmu kepada orang lain. Cukuplah hanya kamu yang tahu siapa pilihanmu. Selain itu, Kamu pun harus bersikap kritis dalam menerima berbagai macam informasi-informasi yang beredar tentang capres dan cawepres. Pokoknya, satu suaramu dalam pemilu sangat berpengaruh bagi Indonesia ke depannya.

Baca juga:

5 Alasan Kenapa Generasi Penerus Bangsa Nggak Boleh Apatis dengan Pemilu 2019

Tahun Politik 2018-2019, Bagaimana Anak Muda Harus Bersikap?

Tahun Politik, Siapa yang Seharusnya Dipilih Anak Muda?

(Sumber gambar: thenewdaily.com.au)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1