Desmond Thomas Doss (diperankan Andrew Garfield) adalah pemuda sederhana dari Virginia, Amerika Serikat. Goal hidupnya simpel saja, dia pengen menyelamatkan orang. Sayang, Doss nggak mampu sekolah tinggi dan jadi dokter.

Pas Perang Dunia II, seperti banyak pemuda Amerika lainnya, Doss pun merasa terpanggil untuk mengabdi pada negara. Ia menyusul sang kakak mendaftar menjadi prajurit sukarelawan sebagai prajurit bagian medis.

Yang jadi masalah adalah Desmond punya prinsip dan kepercayaan untuk tidak menggunakan kekerasan dan senjata. Bahkan ia menolak belajar menggunakan senjata api untuk membela diri. Padahal ‘kan, prajurit bagian medis (bukan dokter) bakal ditugaskan di lokasi perang, tempat adu senjata berlangsung.

Sikap Doss ini menjadi masalah besar. Sebelum diberangkat ke medan perang sekalipun ia sudah mendapat pertentangan dari militer. Bahkan Doss sempat dibully, mendapat hukuman, serta disidang segala lho. Sebab prinsipnya yang anti kekerasan dan anti senjata dianggap sebagai pembangkangan terhadap militer dan negara.

Bagi saya, cerita Desmond Doss yang diangkat dari kisah nyata ini bisa jadi pelajaran, yakni:

Pertama prinsip itu sifatnya pribadi dan nggak bisa dipaksakan. Selama masih dalam koridor yang benar dan nggak melanggar peraturan, prinsip layak diperjuangkan.

Tapi memang sih, kalau punya prinsip yang "nggak biasa" dan "beda" dari yang lain, akan jadi beban tersendiri. Apalagi kalau dapat tekanan dari sekitar. Seperti Desmond yangdinyinyirin, dimusuhin, bahkan digebukin sama teman-teman di pasukannya sendiri.

Ada kenalan saya, misalnya, yang punya prinsip untuk nggak bekerja dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk rokok dan alkohol. Jadi, seandainya, ada kegiatan dengan sponsor rokok atau alkohol, dia nggak akan ikutan jadi panitia.

Trus, seorang teman yang merupakan wartawan hiburan menolak pekerjaan untuk meliput berita yang menyangkut “aib” seperti membongkar perselingkuhan. Walaupun diangkat dengan mengemukakan fakta dan berimbang, tapi menurutnya berita semacam itu nggak etis dan nggak penting.

Sama seperti Desmond yang merasa bahwa lebih baik berjuang tanpa kekerasan. Ia yakin bahwa ia bisa tetap membela bangsa tanpa senjata.

So be yourself, but play with the rules.

Kedua, niat, kesungguhan dan kerja keras bakal terbayar. Do our best!

Desmond berhasil melakukan hal yang orang lain pikir nggak akan mungkin dilakukan, yaitu menjadi prajurit, membela bangsa, menyelamatkan banyak nyawa, dan berjuang di medan laga TANPA SENJATA.

Nggak masuk akal?

Jadi bergini, ceritanya. Walaupun menolak memegang senjata dan memang nggak belajar memegang senjata, Desmond jago di pelatihan lain yang penting dalam peperangan. Seperti ketahanan fisik dan kegesitan. Bahkan, ia berusaha ekstra keras dibanding yang lain. Sebagai prajurit bagian medis, Desmon juga belajar dengan sungguh-sungguh.

Di medan perang, ia berjuang dengan sepenuh hati. Niatnya tulus untuk menyelamatkan nyawa. Alhasil, si prajurit tanpa senjata ini benar-benar dapat diandalkan, bahkan di pertempuran Hacksaw Ridge—yang menjadi judul film—Desmond lah pahlawan yang menyelamatkan banyak nyawa. Ups, spoiler much?! Hehehehe…

Di sisi lain, ini menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan kesungguhan kita bisa mengatasi kekurangan.

Mungkin Desmond “kurang” dalam masalah senjata. Dalam artian dia nggak punya senjata buat membela diri. Namun, ia bisa mengatasi hal tersebut dengan taktik dan usaha kerasnya.

Setuju?

Desmond Doss yang asli.

(sumber gambar: screenrant.com, archtecturaldigest.com, joworld.blogspot.com, adventistreview.org)