Kenapa Orang Tua Sangat Dominan dalam Menentukan Jurusan Kuliah Kamu?
- Jun 06, 2018
- Fatimah Ibtisam
Kuliah di prodi pilihan orang tua rasanya hampir sama seperti dijodohin. Bisa aja cocok, tapi bisa juga merana lantaran terpaksa menjalani. Nah, Youthmanual sering menemukan bahwa dalam hal memilih jurusan, peran orang tua sangat dominan. Di sebagian kasus, ortu bukan cuma mengarahkan, tapi juga mendikte dan menentukan program studi yang akan diambil anaknya.
“Kenapa sih, mama papa gitu amat?” Mungkin begitu jeritan hati kamu-kamu yang ortunya termasuk “dominan”. Etapi, siapa tahu masalahnya juga ada pada diri kamu. Iya, KAMU. Coba deh, cek dan ricek dulu dari dirimu. Kalau memang demikian, kamu bisa memperbaiki keadaan. Problem kamu antara lain adalah.....
1. Kebiasaan tergantung sama ortu soal urusan sekolah.
Bukan. Ini bukan soal biaya sekolah dan uang jajan, ya. Kalau itu mah, udah pasti tergantung lah ya, sama mommy daddy. Ini soal kewajiban dan tugas kita sebagai pelajar. Paling simpel soal ngerjain PR, deh. Anaknya yang dikasih tugas, tapi justru ibu atau ayahnya yang jadi rempong.
FYI, World Economic Forum pernah melakukan survei soal banyaknya waktu yang diberikan orang tua untuk membantu pekerjaan rumah anaknya. Ternyata ortu Indonesia masuk dalam 5 besar yang terbanyak memberi bantuan. Sementara orang tua di negara seperti Jepang, Finlandia, dan Inggris justru yang paling sedikit memberikan waktu untuk membantu anaknya mengerjakan PR.
Mungkin kamu terlalu bergantung sama orang tua soal urusan sekolah yang sebenarnya tanggung jawabmu, sehingga cenderung nggak mandiri. Ujung-ujungnya jadi malas, minim inisiatif, dan kebiasaan menyerahkan apa apa sama mama-papa. Jika kondisinya sudah begini, ya jangan heran kalau ortu mengendalikan kehidupan akademik, termasuk pilihan jurusan kuliah. Kamu nggak menunjukkan tanggung jawab dan kemandirian, sih!
2. Kamu terlalu malas mencari tahu soal jurusan kuliah, prospek kerja, dan lainnya.
Soal bidang studi di perguruan tinggi, kamu masih belum jelas. Membahas prospek karier di masa depan, kamu cuek. Sementara yang sibuk mencari tahu ini-itu, melahap informasi, dan memperluas wawasan adalah ortu kamu. Yha, gemana?
Kalau sudah begini memang ortu yang akhirnya lebih qualified buat ngomongin soal masa depan. Sementara kamunya sendiri masih blank. Itu artinya kamu perlu berbuat sesuatu. Gali informasi, buka mata buka telinga, perluas wawasan.
3. Nggak paham soal minat dan bakat, cenderung ikutan teman atau hal yang tren.
Jika kamu hobi ikut-ikutan dan nggak ada usaha untuk benar-benar mencari tahu soal jurusan yang sejalan dengan minat dan bakatmu, wajar jika ortu jadi khawatir. Bahkan mereka bisa nggak percaya lagi sama kamu.
Yaabis, kamu pengen masuk jurusan Desain dengan alasan "Keren aja", atau berencana mengambil prodi Filsafat karena kakak kelas idola kuliah di sana. Padahal kamu nggak tahu apakah dirimu berminat dengan subjeknya. Kamu pun nggak paham peluang karier jurusan tersebut dan cita-citamu sendiri. Nggak heran kalau mama-papa mengintervensi bahkan sampai merebut kendali darimu
4. Kamu nggak pernah diskusi sama mereka.
Gaes plis, orang tua kamu nggak punya kekuatan super yang bisa tahu semua hal yang kamu pikirkan dan rasakan. Termasuk tahu soal bidang yang kamu minati, prodi yang ingin kamu ambil, cita-cita serta mimpimu, dan hal lainnya.
Nah, itulah pentingnya diskusi. Tukar pikiran.
Kalau selama ini kamu hanya diam dan pasif, bukan salah mama-papa sepenuhnya jika mereka “memaksakan” pilihan jurusan. Mungkin mereka mengira, minat kamu sejalan dengan yang dipilihkan ortu.
5. Terlalu antipati.
Ini kebalikannya poin 4, nih, tapi permasalahannya kurang lebih sama. Di kasus ini, kamu menghadapi orang tua dengan pendekatan:
“Pokoknya mau ambil jurusan musik. TITIK.”
“Aku mau gap year. Nggak mau kuliah dulu!”
Jadi kamu mengutarakan mau kamu, tanpa penjelasan dan diskusi. Bingung lah ya, ortu karena merasa kamu mau mogok kuliah. Abisnya, kamu nggak menjelaskan apa itu gap year dan apa manfaatnya. Atau, kamu ujug-ujug pengen jurusan X sementara pengetahuan ortu tentang prodi tersebut minim.
Pasti akan beda hasilnya, jika kamu mempresentasikan dan mendiskusikan keinginanmu pada mereka. Tukar pikiran dan saling kasih masukan. Bukan malah ngotot-ngototan. Yekan?
***
Intinya, kadang memang ada orang tua cenderung dominan dan terlalu ikut campur dalam penentuan jurusan. Bisa jadi memang karena faktor si ortu sendiri, lingkungan atau budaya. Tapi nggak jarang, faktor diri kamu sendiri yang lebih menentukan.
Soal kamu vs ortu, saya setuju banget sama pendapatnya Eyang Habibie ketika diwawancarai Najwa Shihab. Menurut beliau, kita harus memperhatikan keinginan orang tua. Maksudnya, pahami dulu apa harapan ortu. Biasanya, mereka ingin kita berhasil dan jadi orang yang bermanfaat. Nah, menurut Eyang Habibie, kita perlu berusaha mewujudkan keinginan ortu tersebut.
Tapi…. soal bidang studi apa yang digeluti untuk menuju sukses, balik lagi ke diri sendiri. Pilih yang sesuai dengan keinginan kamu.
Setuju?
(sumber gambar: waitbutwhy.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus