Inilah Alasan Kamu Gagal di SNMPTN 2019
- Feb 01, 2019
- Fatimah Ibtisam
Kamu gagal menembus SNMPTN 2019 atau malah gagal menjadi pesertanya? Jangan buru buru menuduh kecurangan atau memvonis bahwa hidup ini nggak adil, gaes. Ada penjelasan logis dan jelas mengapa seseorang gagal di “jalur undangan” ini.
Saat gagal ikutan SNMPTN 2019
“Gue udah berharap banget bisa ikutan SNMPTN. Padahal banyak senior yang bilang, setidaknya kita lolos seleksi jadi peserta dari sekolah.”
“Kayaknya si A sama gue pinteran gue. Tapi kok si A bisa jadi peserta SNMPTN, gue nggak? Ini pasti konspirasi!”
Kepikiran hal yang serupa saat nama kamu nggak masuk sebagai peserta SNMPTN? Cek deh, alasan umum kenapa seseorang bisa gagal jadi peserta SNMPTN.
1. Kriteria peserta SNMPTN 2019 diperketat. Yup, nggak semua siswa di sekolah bisa jadi peserta SNMPTN. Ada proses seleksi berdasarkan peringkat. Nah, tahun ini syarat peringkat diperketat, yakni:
- Sekolah akreditasi A: 40 persen siswa kelas 12 terbaik.
- Sekolah akreditasi B: 25 persen siswa kelas 12 terbaik.
- Sekolah akreditasi C dan lainnya: 5 persen siswa kelas 12 terbaik.
Nggak mudah lho, untuk menjadi siswa sekian persen terbaik di sekolah. Kalau kamu pede memiliki prestasi akademik yang bagus sehingga layak terpilih, coba evaluasi poin berikut ini.
2. Ada 6 mata pelajaran yang menjadi penilaian dari semester 1 hingga 5. Ada dua poin utama di sini saat menentukan pemeringkatan siswa.
a. Performa mata pelajaran sebagai berikut:
- Jurusan MIPA: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi.
- Jurusan IPS: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi.
- Jurusan Bahasa: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.
- SMK: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian
b. Bagaimana dinamika nilai tersebut. Idealnya nilainya bagus dan semakin naik.
Jadi, nggak ngaruh juga kalau kamu hampir selalu masuk 5 besar, tapi setelah dilihat nilai kamu paling menonjol pada pelajaran di luar yang 6 tadi, seperti mata pelajaran PKN, Olahraga, Komputer, dan lainnya. Atau bisa jadi nilai kamu labil, alias naik turun, sehingga kamu kalah saing dengan teman lain yang prestasinya relatif stabil.
3. Nggak memiliki prestasi yang sejalan juga menjadi penilaian. Misalnya saja, kamu dan temanmu performa akademik semester 1 hingga 5 untuk 6 mata pelajaran (seperti yang dijelaskan pada poin 2) relatif seimbang. Namun, teman kamu pernah menjadi juara olimpiade Sosial dan Bahasa Inggris tingkat provinsi, sementara kamu tidak. Ini membuatnya lebih unggul dibandingkan kamu.
4. Sekolahmu tidak memenuhi syarat. Yes, tahun ini ada sekolah yang nggak menyelesaikan pengisian PDSS atau verifikasi. Sebaik apapun prestasimu, jika sekolah nggak memenuhi ketentuan, ya tidak bisa mengikuti SNMPTN.
Nah, begitu lah gambaran persaingan di tingkat internal sekolah yang menentukan apakah kamu bisa ikutan SNMPTN atau tidak.
Saat gagal lulus SNMPTN 2019
Selamat, jika berhasil menjadi peserta SNMPTN, tapi masih besar kemungkinan kamu gagal lolos SNMPTN, karena alasan berikut:
1. Kuota relatif berkurang, peminat bertambah. Kuota SNMPTN terus diturunkan menjadi minimal 20 persen supaya makin selektif. Sementara peminat yang mendaftar ke sekolah sekolah meningkat menjadi 2.340.922 pelajar. Yup, dari 2 jutaan tersebut hanya sebagian yang memenuhi kriteria sebagai peserta. Dan dari banyaaaak peserta SNMPTN hanya segelintir yang bisa lolos. Apalagi kalau mendaftarnya ke PTN favorit, peluang masuknya (berdasarkan perbandingan peminat prodi dengan daya tampung) di bawah 5 persen, bahkan banyak prodi yang hanya menerima 1 persenan pendaftar.
Jika performa akademik kamu nggak best of the best dibandingkan peserta lain, maka wajar saja jika kamu tersingkir. Hiks.
2. Prestasi bagus, tapi kalah saing. Masih terkait dengan poin-poin yang dijelaskan sebelumnya, yaitu alasan kamu nggak lolos SNMPTN adalah lantaran prestasi kamu nggak sementereng pesaing lainnya. Baik dari segi peningkatan nilai rapor maupun prestasi lainnya. Ingat, pesaing kamu adalah si juara kelas dan pemenang olimpiade sains nasional.
Tapi ada kok, yang prestasinya nggak menonjol banget, nggak punya sertifikat menang kompetisi, tapi kok bisa tembus? Sekali lagi tergantung bagaimana pesaingnya dan prodi yang dituju. Misalnya, menurut kamu si A biasa saja tapi ternyata ia bisa menembus prodi Sastra Inggris. Sedangkan kamu yang juara kelas nggak tembus prodi Kedokteran.
Pertama, kamu nggak bisa membandingkan karena kalian bersaing di prodi yang berbeda dengan rumpun studi yang berbeda pula.
Bisa saja ternyata nilai rapornya A stabil, dan cenderung meningkat. Dan khususnya nilai bahasa Inggrisnya termasuk menonjol. Jika dibandingkan dengan pesaing alias sesama pemilih prodi Sastra Inggris, si A termasuk yang paling top sehingga diterima.
Sedangkan pesaing kamu dalam memperebutkan kursi prodi Kedokteran prestasinya di atas kamu semua. Tentu saja kamu tersingkir alias nggak berhasil lolos SNMPTN.
3. Performa akademik kamu dan pesaing sama, tapi "nilai" sekolahnya lebih baik. Bisa jadi, setelah diperhitungkan, kamu dan pesaing memiliki capaian akademik yang sama. Maka sekolah bisa menjadi penilaian. Sekolah yang prestasinya baik, lulusannya (yang kebetulan masuk kampus tersebut) berprestasi, dan siswanya tidak pernah ada yang mangkir saat diterima SNMPTN, tentu akan jadi prioritas. Sebaliknya, sekolah yang prestasinya kurang oke, atau senior kamu banyak yang nggak mengambil saat diterima SNMPTN, tentu akan menjadi catatan yang kurang menguntungkan.
4. Kamu nggak membuat portofolio dengan benar. Jika kamu mengambil prodi bidang Seni/Olahraga, kamu perlu menyetorkan portofolio. Tentu tidak sembarang setoran, tetapi karya/video yang sesuai dengan ketentuan. Misalnya saat diminta membuat gambar bertema keramaian pasar dan berwarna, lakukan sesuai ketentuan. Jika diminta upload 3 karya, jangan didiskon jadi 1 atau 2 karya aja. Jika tidak sesuai ketentuan, sebaik apapun portofolio tersebut, maka hampir pasti kamu nggak diterima.
***
SNMPTN = Bonus?
Gaes, itulah alasan logis kenapa kamu gagal di jalur SNMPTN. Ya, tapi SNMPTN memiliki sistem seleksi dengan kriteria yang cukup jelas dan ketat, walaupun Youthmanual mendorong agar seleksinya dibuat lebih transparan.
Sering juga dikatakan bahwa SNMPTN hanya lah “bonus”. Bonus di sini jangan diartikan sebagai semacam undian keberuntungan ya, gaes. Bukan juga berarti kamu bisa cuekin SNMPTN.
Justru bagi yang kepengen masuk PTN, kudu mengejar SNMPTN, sejak semester 1 hingga 5 (dan sampai menyelesaikan portofolio saat mendaftar). Tapi jangan lupakan tes lainnya, seperti SBMPTN. Anggap bonus itu kalau kamu sudah berusaha, dan udah mendaftar. Nggak perlu kepedean yaQueen diterima.
Setelah daftar SNMPTN, langsung fokus dengan yang bakalan kamu hadapi berikutnya, seperti Ujian Nasional, USBN, SBMPTN, tes masuk PTS, dan lainnya. Alhasil, seandainya belum berhasil di SNMPTN, kamu nggak down dan siap menghadapi peluang lainnya.
(sumber gambar: Photo by burak kostak from Pexels)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus