Pengen Kerja di Rumah? Ini Aturan Mainnya!
- Aug 24, 2016
- Fatimah Ibtisam
Thanks to perkembangan teknologi dan kultur yang makin praktis, sekarang ini kesempatan bekerja di mana saja—termasuk di rumah—jadi terbuka lebar.
Seperti yang pernah Youthmanual bahas, remote working alias bekerja jarak jauh bisa banget dijalankan oleh berbagai profesi. Selain itu, kamu juga bisa bikin usaha sendiri, bareng keluarga, atau bareng teman dengan ber"kantor" di rumah. FYI, Steve Jobs memulai usaha Apple dari kamarnya, lho!
Saya termasuk yang beruntung bisa bekerja dari rumah. Namun di sisi lain, saya jadi tahu kalau bekerja dari rumah itu nggak gampang.
Bekerja di rumah menantang kita untuk bisa tetap fokus, produktif, dan bekerja efektif bareng tim (yang berjauhan). Trus, walaupun kita jadi di rumah melulu, wawasan kita harus tetap terbuka luas.
Makanya, bekerja di rumah tetap perlu "aturan main", yaitu:
1. Sediakan work space alias area khusus untuk kamu bekerja. Nggak perlu dibuat yang ribet. Cukup kayak sudut buat belajar aja.
Berada di work space bisa membantu mood kamu untuk fokus, ketimbang kalau kamu kerja sambil gegoleran di depan TV, kasur, atau dapur (lah, mau kerja atau mau nyambel?!).
Lagipula dengan punya work space, segala perintilan untuk kerjaan kamu jadi lebih teratur dan rapi. Plus, duduk pun jadi lebih nyaman di depan meja.
Sesekali boleh, lah, fleksibel bekerja di ruang tengah atau dari pinggir taman, supaya nggak bosan.
2. Tentukan jam kerja. Sebenarnya, bekerja di rumah membuat jam kerja kamu jadi lebih leluasa dan efektif. Kamu nggak perlu menempuh macet 1-2 jam untuk bolak-balik ke kantor, ‘kan?
Selain itu, kamu juga fleksibel dalam menentukan jam kerja. Nggak harus 9 to 5, sob! Sesuaikan aja dengan “jam produktif” kamu. Sebagai contoh, teman saya ada yang memilih kerja malam-malam, karena dia merasa idenya lebih lancar di malam hari. Sedangkan saya merasa lebih ON di pagi hari, setelah subuh.
Minusnya, kalau jam kerja kamu dibebaskan jadi "jam berapa aja", kinerja kamu jadi nggak efektif, bahkan bikin capek. Soalnya kamu jadi nggak punya target, kapan harus mulai dan kapan harus selesai bekerja.
3. Beri pengertian ke orang rumah, bahwa kamu lagi bekerja. Memang, salah satu kendala bekerja di rumah adalah:
A. Orang-orang mengira kamu nggak "benar-benar bekerja", bahkan available setiap saat.
B. Orang-orang mengira kerjaan kamu itu nyantai, dan ujung-ujungnya kamu tetap dianggap available setiap saat.
Bisa aja mama, kakak, atau adik kamu tiba-tiba masuk ke kamar dan curhat berjam-jam. Atau tiba-tiba mereka ngajakin kamu nge-mall dan nonton. Biasanya, sih, itu karena mereka nggak paham kesibukan kamu. Jadi sebaiknya kamu jelaskan ke orang rumah kamu, bahwa kamu butuh bekerja dengan konsen.
4. Hindari godaan. Bekerja dari rumah berarti kamu nggak diawasi oleh atasan. Apalagi kalau kamu buka bisnis sendiri, dan kamulah bos dirimu sendiri.
Tanpa atasan yang mengawasi kamu, percayalah, godaan untuk maraton nonton film atau ngubek-ngubek medsos mantan menjadi lebih kuat. Makanya, kamu harus menguatkan “iman”. Sebisa mungkin, jangan ngutak-atik hape, lah, kalau bukan urusan kerjaan. Trus, tumpukan DVD dan komik baru kamu nggak usah dilirik melulu, kali.
5. Buat working list, alias daftar hal-hal yang perlu kamu kerjakan sepanjang hari.
Daftar ini akan membantu kamu tetap fokus dan menghindari kamu dari godaan syaiton. Working list ini juga bisa jadi acuan kamu, supaya nggak ada pekerjaan yang kelupaan.
6. Keep in touch, dengan kolega, atasan, klien, atau partner bisnis kamu. Karena pekerjaan kamu juga melibatkan orang lain.
7. Go outside! Menurut saya, penting banget bagi orang yang bekerja di rumah untuk pergi ke luar secara rutin. Meskipun cuma ke minimarket komplek. Ciyan!
Soalnya, dengan pergi ke luar, kamu jadi bisa bersosialisasi dengan orang lain (nggak hanya ber-medsos aja), melihat keadaan lingkungan secara langsung (bukan cuma ngintip dari internet), dan mencari inspirasi.
8. Be flexible. “Aturan main” bekerja di rumah memang perlu, tapi jangan jadi kaku. LIhat situasi dan kondisi juga.
Kalau memang lagi jenuh banget, kamu boleh aja break dari pekerjaan untuk istirahat atau refreshing. Kamu juga bisa luwes mengatur jadwal hangout dan bekerja. Asalkan, keduanya berjalan lancar.
Happy working, gaes!
(sumber gambar: thetarotlady.com, abeautifulmess.com, wisebread.com)
gimana? udh wisuda?
Ciri-Ciri Proposal Skripsi yang Baik dan Berkualitas (dan Nggak Bakal Bikin Kamu Dibantai Dosen Penguji)ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?
Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran HewanKak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?
5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanansemangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagussemoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/
5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus