Mengenal Takizo Iwasaki, Sang Pelopor 'Makanan Palsu' yang Ditampilkan Oleh Google Hari Ini

- Laman utama mesin pencarian Google hari ini, Senin (12/9/2016), dihiasi oleh gambar berbagai makanan Jepang—tempura, soba, sampai bento. Wah, kenapa, ya? Katanya, sih, untuk memperingati hari lahir seorang pria asal Jepang, Takizo Iwasaki.

- Apakah Takizo Iwasaki ini koki? Oh, bukan! Takizo-san ternyata adalah pelopor pembuat replika makanan yang terbuat dari plastik atau lilin.

- Bagi kamu yang nggak tahu, restoran Jepang memang sangat lazim memajang replika makanan yang terbuat dari plastik atau lilin, berupa hidangan-hidangan dari menu mereka. Bentuknya sangat realistis dan bikin ngiler! Replika makanan ini biasanya disebut sampuru.

- Tujuan sampuru apa, sih? Banyak. Salah satunya adalah untuk membuat calon pengunjung tertarik mampir ke restoran yang bersangkutan. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan turis. Kalau kamu jalan-jalan ke Jepang tanpa paham tulisan kanji, gimana cara memesan makanan dari menu restoran? Maka hal yang bisa kamu lakukan adalah menunjuk replika hidangan-hidangan tersebut.

- Bagi masyarakat Jepang sendiri, sampuru bisa berfungsi sebagai “penjaga kualitas”. Dengan melihat display tersebut, pelanggan bisa mengira-ngira, bentuk dan ukuran warna hidangan pesanan mereka seperti apa. Kalau hidangan yang diterima nggak sesuai, bisa minta ganti ke koki, sob!

- Sampuru juga bisa berguna untuk kepentingan pemotretan atau syuting makanan.

- Katanya, sih, asal mula sampuru berasal dari sebuah rumah makan pinggir jalan di Kyoto, di tahun 1917. Rumah makan tersebut memajang replika makanan, agar para calon pembeli “ngiler” dan tertarik mampir. Maklum aja, zaman dulu, fotografi warna belum umum, sehingga susah kalau mau membuat menu yang cantik. Dan memang terbukti, dengan memajang replika makanan, penjualan mereka jadi meningkat.

- Metode "promosi" dengan sampuru ini pun mulai digunakan oleh rumah-rumah makan di Tokyo, pada tahun '20an.

- Nah, Takizo Iwasaki adalah pelopor teknik pembuatan replika makanan yang lebih “serius”, dengan menggunakan lilin. Takizo Iwasaki pertama kali menemukan metodenya pada tahun 1932 di Osaka. Kreasi pertamanya adalah replika nasi omelet yang terbuat dari lilin.

Takizo Iwasaki

- Setelah mantap dengan metode pembuatan replika makanannya, Iwasaki pulang ke kampung halamannya di Gujo Hachiman, Gifu, dan mendirikan pabrik sampuru pertamanya di sana.

- Sekarang, perusahaan Iwasaki-bei di Gujo Hachiman sudah sangat terkenal sebagai produsen sampuru terbaik dan terbesar di dunia. Kini, Iwasaki-bei punya 10 pabrik sampuru, dan sekitar 80 persen dari total replika makanan yang diedarkan ke seluruh Jepang berasal dari mereka.

- Oya, nasi omelet lilin buatan Iwasaki pada tahun 1932 tersebut masih ada, lho. Penampakannya masih bagus dan bersih, dan dipajang di salah pabrik sampuru di Gujo Hachiman, untuk mengenang kreasi perdana Takizo Iwasaki.

- Zaman sekarang, dengan kemajuan teknologi dan skill para pembuatnya, replika makanan buatan Jepang sudah sangat realistis. Nggak ada makanan atau minuman yang nggak bisa dibuat replikanya, mulai dari nasi, daging, ikan, sup, mie, spageti, es krim, kue, minuman kaleng, dan sebagainya. Membuat sampuru bukan sekedar mencetak adonan dan mewarnainya, sob! Membuat makanan tiruan perlu ketelitian dan skill tinggi, seperti membuat karya seni.

- Saking “serius”nya industri sampuru di Jepang, konon katanya setiap perusahaan di Gujo Hachiman mempunyai cetakan makanannya sendiri. Memang ada cetakan yang dijual massal, tetapi umumnya perusahaan membuat cetakannya sendiri, dengan cara mencetak dari bahan makanan asli.

- Sekarang, replika makanan nggak lagi terbuat dari lilin, tetapi umumnya plastik dan silikon.

- Katanya, per hari ini, perusahaan Iwasaki-bei menghasilkan miliaran yen per tahun.Nggak heran, sih, karena menurut situs fakefoodjapan.com, setiap sampuru dihargai dengan mahal, lho. Replika segelas teh hijau bisa seharga 3,600 yen, sementara replika onigiri bisa seharga 7,000. Untuk sebuah hidangan lengkap, harganya bisa mencapai 52,000 yen (by the way, per September 2016, 1 yen = sekitar Rp129). Gimana kalau mau pesan puluhan hidangan untuk satu restoran, ya?

- Namun wajar kalau harga sampuru mahal, karena pengerjaannya pun handmade dan dengan tingkat skill tinggi.

- Di Gujo Hachiman, setiap pabrik bahkan punya kekhususannya masing-masing. Misalnya, pabrik A khusus membuat replika ikan, sementara pabrik B khusus membuat daun replika selada. Masing-masing pabrik pun bisa menciptakan kreasi kekhususannya tersebut dengan sempurna.

- Untuk menciptakan sebuah replika hidangan komplit, nanti elemen-elemen replika makanan tersebut disatukan. Mirip cara membuat mobil, lah! Spare part-nya dibuat satu persatu dulu, lalu dirakit.

- Bagaimana, sih, cara membuat sampuru? Yang pasti nggak gampang, dan butuh keahlian tinggi agar makanannya bisa tampak asli. Membuat sesuatu tampak realistis susah banget, lho! Makanannya nggak bisa tampak terlalu rapih, nggak bisa juga tampak berantakan. Apalagi kalau mau membuat makanan yang bergerak, seperti misalnya minuman yang sedang dituang, atau spageti yang sedang ditarik ke udara oleh garpu, seakan-akan sedang disantap oleh manusia tak kasat mata.

- Kalau kamu plesir ke Jepang dan sempat mampir ke Gifu, kamu bisa berkunjung ke salah satu pabrik atau museum makanan tiruan di sana, serta ikut kelas singkat membuat sampuru, dengan materi dan teknik yang gampang diikuti amatir.

- Kamu pun bisa beli oleh-oleh sampuru, dalam bentuk aslinya maupun bentuk-bentuk lain, seperti gantungan kunci, magnet kulkas, bahkan USB. Nggak punya waktu untuk mampir ke Gifu? Coba main-main ke distrik Kappabashi di Tokyo, khususnya Maizuru, yang juga punya banyak toko replika makanan.

(sumber gambar: japantimes.co.jp, oyatsubox.com, designmadeinjapan.com, iwasakimokei.com, hubjapan.io, flickr.com/localjapantimes, flickr.com/73489862@N00)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
Allysa Kamalia Putri | 2 bulan yang lalu

ka mau tanya kalo dari smk keehatan apa bisa ngambil kedokteran hewan?

Mengenal Lebih Dekat Dengan Program Studi Kedokteran Hewan
Nina Syawalina | 2 bulan yang lalu

Kak, ada ga univ yang punya jurusan khusus baking and pastry aja?

5 Program Studi yang Cocok Buat Kamu yang Suka Makanan
AVERILIO RAHARJA | 3 bulan yang lalu

semangat terusss https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Averilio Raharja | 3 bulan yang lalu

semoga selalu bermanfaat kontennya https://sosiologi.fish.unesa.ac.id/

5 Jurusan yang Diremehkan, Tetapi, Memiliki Prospek Kerja yang Bagus
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1